Cara untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anda
Cara untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anda
Cara untuk meningkatkan kecerdasan emosional anda
Judi Togel Online – Kecerdasan emosional kini telah menjadi topik utama dalam menentukan sumber daya manusia, kepemimpinan dan penentu karir.
Bukti menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memainkan peran besar dalam kinerja di tempat kerja. Individu dengan kecerdasan emosi tinggi berkinerja lebih baik dan biasanya mengalami kesejahteraan psikologis dan fisik yang lebih baik.
Konsep kecerdasan emosional dipopulerkan oleh seorang penulis bernama Daniel Goleman. Buku terlarisnya tahun 1996, Kecerdasan Emosional, memperkenalkannya kepada publik. Ide ini awalnya diusulkan oleh John Mayer dan Peter Salovey pada tahun 1990.
Model kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Salovey dan Mayer berisi empat bagian yakni persepsi emosi dalam diri sendiri dan orang lain secara akurat; intel, gunakan emosi untuk memfasilitasi pemikiran, memahami emosi, bahasa emosional, dan sinyal yang disampaikan oleh emosi, dan
kelola emosi untuk mencapai tujuan tertentu.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dapat dipelajari. Ini telah menjadi industri bernilai miliaran dolar, karena program pelatihan terbukti sangat efektif dalam membantu orang meningkatkan kecerdasan emosional mereka dan melakukan yang terbaik.
Tetapi Anda tidak memerlukan program pelatihan formal untuk meningkatkan kecerdasan emosional Anda sendiri.
Berikut adalah tujuh cara sederhana untuk meningkatkan kecerdasan emosional Anda.
1. Kinerja Anda di sekolah atau pekerjaan
Kecerdasan emosional dapat membantu Anda mengatasi masalah sosial di tempat kerja, memimpin dan memotivasi orang lain, dan menjadi unggul dalam karir Anda. Bahkan, jika sudah menyangkut penilaian calon karyawan, banyak perusahaan yang sekarang menganggap kecerdasan emosional sama pentingnya dengan kemampuan teknis dan menggunakan tes EQ sebelum mempekerjakan mereka.
Cara untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anda
2. Kesehatan fisik Anda
Jika tidak mampu mengatasi emosi, kemungkinan Anda juga tidak bisa mengatasi stres. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Stres yang tidak terkendali bisa meningkatkan tekanan darah, menekan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, berkontribusi terhadap ketidaksuburan, dan mempercepat proses penuaan. Langkah pertama untuk meningkatkan kecerdasan emosional adalah dengan belajar cara meredakan stres.
3. Kesehatan mental Anda
Emosi dan stres yang tidak terkendali juga bisa berdampak pada kesehatan mental, membuat Anda rentan terhadap kecemasan dan depresi. Jika Anda tidak bisa memahami emosi Anda, tidak merasa nyaman dengan emosi Anda, dan tak bisa mengatasi emosi Anda, Anda akan berisiko tidak mampu membangun hubungan yang kuat, yang bisa membuat Anda merasa kesepian dan terisolasi.
4. Hubungan Anda dengan orang lain
Dengan memahami emosi Anda dan mengetahui cara mengatasinya, Anda akan lebih mampu mengekspresikan bagaimana perasaan Anda dan memahami perasaan orang lain. Ini memungkinkan Anda untuk berkomunikasi secara lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih kuat, baik di tempat kerja maupun di kehidupan pribadi Anda.
Enam kunci untuk meningkatkan EQ
1. Mengurangi emosi negatif
Mungkin inilah aspek EQ yang paling penting, yaitu kemampuan untuk mengatasi emosi diri secara efektif sehingga tidak membebani pikiran dan tidak mempengaruhi kemampuan Anda mengambil keputusan.
Untuk mengubah perasaan negatif Anda tentang suatu situasi, pertama Anda harus mengubah cara berpikir Anda tentang hal tersebut. Misalnya, cobalah agar tidak mudah berprasangka buruk terhadap tindakan orang. Ingat, mungkin saja ada maksud baik di balik tindakan mereka.
2. Berlatih tetap tenang dan mengatasi stres
Sebagian besar orang pasti pernah mengalami stres dalam kehidupan. Bagaimana Anda mengatasi situasi stress ini akan mempengaruhi EQ. Misalnya, apakah Anda bersikap asertif, atau reaktif? Tetap tenang, atau kewalahan?
Saat berada dalam tekanan, hal paling penting untuk diingat adalah menjaga diri tetap tenang. Misalnya dengan membasuh wajah dengan air dingin atau mulai berolahraga aerobik untuk mengurangi stres.
3. Berlatih mengekspresikan emosi yang tak mudah
Ada masa-masa dalam kehidupan di mana Anda perlu untuk membuat batasan sehingga orang lain tahu di mana posisi Anda. Ini bisa mencakup:
memberanikan diri untuk tidak sependapat dengan orang lain (tanpa bersikap kasar)
berkata “tidak” tanpa merasa bersalah
menetapkan prioritas pribadi
berusaha mendapatkan apa yang berhak Anda dapatkan
melindungi diri sendiri dari tekanan dan gangguan.
4. Bersikap proaktif, bukan reaktif, saat berhadapan dengan orang yang memicu emosi Anda
Kebanyakan orang pasti pernah dihadapkan pada orang-orang yang menyebalkan atau mempersulit hidup Anda. Anda mungkin akan “terjebak” dengan orang seperti ini di tempat kerja atau bahkan di rumah. Sangat mudah untuk membiarkan orang-orang seperti ini memengaruhi Anda dan merusak hari Anda.
Anda dapat mencoba menenangkan diri dulu sebelum Anda berbicara dengan orang yang sering memicu emosi negatif di diri Anda, terutama ketika Anda merasa marah. Anda juga bisa mencoba melihat situasi dari sudut pandang orang tersebut.
Namun demikian, berempati bukan berarti mentoleransi perilaku yang tidak pantas. Anda tetap perlu menekankan bahwa ada konsekuensi untuk segala hal.
5. Kemampuan untuk bangkit dari kesulitan
Hidup tidak selalu mudah—semua orang tahu itu. Bagaimana Anda memilih untuk berpikir, merasa, dan bersikap saat dalam situasi sulit, sering kali bisa menentukan apakah Anda akan terus punya harapan atau malah putus asa, apakah Anda akan terus optimis atau malah frustrasi, dan apakah Anda akan mengalami kemenangan atau justru kekalahan.
Dalam setiap situasi sulit yang dijumpai, ajukan pertanyaan seperti,
“Apa pelajaran yang bisa diambil di sini?”
“Bagaimana saya bisa belajar dari pengalaman ini?”
“Apa yang paling penting sekarang?”
“Jika saya berpikir dengan cara yang berbeda, apa ada jawaban yang lebih baik?”
Semakin tinggi kualitas pertanyaan yang Anda ajukan, semakin baik pula jawaban yang akan Anda dapatkan. Ajukan pertanyaan yang membangun berdasarkan proses belajar dan prioritas, dan Anda bisa mendapatkan sudut pandang yang tepat untuk membantu Anda mengatasi situasi yang sedang dihadapi.
6. Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dalam hubungan pribadi
Kemampuan untuk secara mengungkapkan emosi penuh kasih sayang sangat penting untuk mempertahankan hubungan pribadi yang erat. Emosi ini dapat tersampaikan melalui perkataan, bahasa tubuh, dan perilaku. Misalnya melalui kontak mata yang positif, senyum, mendengarkan dengan empati, atau sekadar menawarkan makanan.
Anda tak hanya harus bisa berbagi perasaan mendalam dengan orang lain dalam hubungan pribadi Anda, namun Anda juga harus dapat merespon dengan positif saat orang tersebut mengekspresikan emosi yang mendalam kepada Anda.